Pengertian interaksi sosial jenis, cir ciri dan faktor menurut para ahli

Dalam prakteknya interaksi sosial adalah kegiatan seseorang yang berusaha menyesuaikan dirinya kepada pihak lain dan begitu juga sebaliknya. Bilamana penyesuaian diri itu tidak diusahakan oleh masing masing individu, maka tidaklah mungkin interaksi sosial itu akan berjalan dengan wajar. Oleh sebab itu penyesuaian di dalam segala bentuknya adalah penting sekali untuk memperoleh saling hubungan yang selaras.
interaksi sosial


Dasar dasar interaksi sosial

Dalam usaha mencapai tujuan hidup maka manusia sebagai makhlik sosial memerlukan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan hidupnya. Oleh sebab itu setiap manusia senantiasa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan hidupnya, baik fisik, maupun fsikis. Akan tetetapi disamping penyesuaian diri dengan lingkungan, manusia adakalanya dapat pula bermusuhan dengan lingkungannya atau sebaliknya, yaitu masyrakat yang memusuhinya.

Menurut Woodworth, pada hakekatnya terdapat empat jenis hubungan yang mendasari hubungan individu dengan lingkungannya, adalah:

a.       Individu dapat beretentangan dengan lingkungannya
b.      Individu dapat mempergunakan lingkungannya
c.       Individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya dan
d.      Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

Penyeusaian diri dalam arti luas berarti mengubah diri sesuai dengan lingkungan yang dalam bahasa asing disebut (autoplastis). Sebaliknya si individu dapat pula mengubah lingkungan sesuai  dengan keadaanya atau keinginannya sendiri, yang disebut aloplastis (allopastis). Dalam hal pertama si individu pasif, sedangkan dal hal kedua si individu aktif. Untuk contoh kedua jenis penyesuaian lihat dibawah ini:

Penyesuaian diri otoplastis

Seorang pemuda indonesia mendapat tugas belajar ke Jepang. Keadaan di Jepang adalah berbeda dengan indonesia, baik keadaan alamnya maupun keadaan masyarakatnya, umumnya cara bergaul, sopan santun, adat istiadat dan lain sebagainya. Di negara tersebut  sudah barang tentu sipemuda yang kita maksud tadi akan berusaha mengubah diri atau keadaan dirinya sedemikian rupa, supaya sesuai dengan keadaan di negeri asing tersebut. Dengan kala lain, ia harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru itu dengan segala hal.

Penyesuaian diri secara aloplastis.

Dapat pula sipemuda yang belajar di negara yang kita maksudkan diatas, berusaha untuk mengubah lingkungannya sesuai dengan keadaan atau kehendak dirinya. Misalnya, ia dapat mengubah keadaan atau susunan rumah tangganya atau kamar ia tempat tinggal sesuai dengan seleranya. Cara bergaul yang lebih ramah tamah dan juga ia dapat mengubah pengetahuan  atau pandangan orang – orang  atau masyarakat sekitarnya tentang keadaan tanah air dan kebudayaan indonesia.

Faktor faktor interaksi sosial

Kelangsungan dari suatu interaksi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut menurut WA Gerungan dalam bukunya pyskologi sosial adalah sbb:

1.       Faktor imitasi
2.       Faktor sugesti
3.       Faktor identifikasi
4.       Faktor simpati

Ke-empat faktor yang disebutkan diatas inilah yang mempengaruhi kelangsungan suatu interaksi sosial, baik secara sendiri – sendiri, maupun secara bersama –sama. Artinya suatu interaksi sosial berdasarkan imitasi saja atau proses sugesti saja dan seterusnya, tetapi dapat pula berdasarkan gabungan dari beberapa faktor tersebut.

1.       Faktor imitasi

Dalam pergaulan hidup sehari hari kita banyak melihat, orang sering meniru – niru perbuatan atau tingkah laku orang lain. Perbuatan tiru-meniru atau contoh mencontoh tersebut adakalanya mereka lakukan tanpa kesadaran, apakah bermanfaat bagi kepentingan dirinya atau masyarakat.  Namun hal itu memang kita temukan dalam pergaulan dimasyarakat. Proses tiru meniru, contoh – mencontoh kita sebut “proses imitasi”

Didalam pendidikan dan perkembangan keperibadian individu, imitasi mempunyai peranan penting, karena mengikuti suatu contoh yang baik dapat merangsang perkembangan watak seseorang. Imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk berbuat kebaikan, bila yang ditiru atau yang dicontoh itu  sesuatu yang baik, yang berguna untuk dirinya atau masyarakat begitu juga sebaliknya bila yang mereka tiru kurang baik.

Jadi yang ditiru orang atau sekelompok itu adalah segala sesuatu yang berupa gagasan, pandangan, tingkah laku dan sebagainya yang berada diluar dirinya. Dalam proses imitasi sesuatu itu  dilaksanakannya tanpa kritik. Artinya, ia melakukannya dengan tidak di iringi suatu pengertian atau kasadaran yang cukup. Akibatnya ialah, bahwa imitasi menghambat perkembangan kebiasaan berfikit kritis dari pada seseorang. Dengan kata lain, cepat menimbulkan gejala kebiasaan “malas berfikir kritis” yang menyebabkan kehidupan manusia akan menjadi dangkal karenanya.

Syarat syarat terjadinya imitasi

a.       Perhatian yang cukup besar akan hal yang di imitasi
b.      Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi akan hal hal yang di imitasi
c.       Penghargaan sosial yang tinggi akan hal yang di imitasi

2.       Faktor sugesti

Faktor kedua yang mempunyai peranan penting dalam kelangsungan interaksi sosial disamping faktor imitiasi adalah sugesti. Dengan sugesti dimaksudkan “suatu anjuran tertentu yang menimbulkan suatu interaksi langsung dan tanpa pikiran panjang pada individu yang menerima sugesti itu.
Arti sugesti dan imitasi dalah hubungan dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Baik imitasi maupun sugesti keduanya dilakukan tanpa kritik lebih dulu. Bedanya ialah, bahwa pada imitasi orang yang satu mengikuti sseuatu diluar dirinya, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang kemudian pandangan itu diterima orang lain diluarnya. Jadi sugesti merupakan suatu proses menerima suatu cara penglihatan atau pedoman – pedoman dari orang lain tanpa kritik.

Ada beberapa hal atau keadaan yang memudahkan berlangsungnya proses sugesti.

a.       Apabila seseorang sedang mengalami “hambatan berpikir” artinya cara berpikirnya sedang terhambat, tidak bekerja atau berjalan secara wajar. Mungkin karena sanga lelah, baik mental maupun fisiknya, sehingga mengurangi kemampuannya berfikir. Misalnya sehabis bekerja berat dikantor, doperusahaan atau diladangnya.

Orang yang berada dalam keadaan demikian sangat mudah menerima sugesti. Kelelahan membuat ia tidak bisa berfikir kritis. Dalam keadaan lelah syaraf – syaraf seseorang akan menjadi lemah, juga syaraf yang menuju ke otak. Syaraf  - syaraf itu diperlukan untuk berpikir. Dalam keadaan lemah tentu saja fungsi syaraf itu aka berkurang, sehingga ia akan menerima begitu saja pandangan orang lain.

b.      Apabila seseorang dalam keadaan kebingungan  atau panik. Orang orang yang berada dalam situasi demikian fikirannya “terpecah belah” atau bercabang-cabang. Hal ini mungkin terjadi, karena orang orang tersebut sedang mengalami atau menghadapi kesulitan kesulitan hidup yang sangat kompleks itu. Oleh karena itu sukar baginya untuk menentukan sikap untuk mencari jalan keluar dari masalah masalah yang dihadapinya. Apabila datang sugesti kepadanya akan segera diterimanya tanpa memperhitungkan untung ruginya. Sebab ia memang dalam keadaan kebingungan, sehingga ia tidak dapat berpikir kritis.

c.       Apabila sugesti itu datangnya dari orang yang dianggap ahli dalam satu bidang atau oran gyang mempunyai kedudukan tinggi dalam msyarakat. Maka seseorang akan mendorong menerima pandangan atau sikap sikap tertentu dari orang tersebut. Ia menganggap apa yang diucapkan oleh tuan A selalu benar, karena ia seorang ahli dalm bidangnya. Sugesti  dalam keadaan ini disebut “sugesti karena otoritas atau prestise”

d.      Sugesti akan mudah terjadi karena “mayoritas”. Seseorang mempunyai kecendrungan untuk menyetujui pendapat atau anjuran bila anjuran atau pendapat tersebut telah disokong oleh sebagian besar golongannya. Penerimaan pandangan atau pendapat itu tidak ditepertimbangkan benar, tetapi sekedar mengikuti sebagian besar dari teman teman sekelompok atau golongan
e.       Sering orang menerima pandangan – pandangan tertentu dengan begitu mudahnya. Karena pada diri orang tersebut memang telah ada keyakinan akan hal itu sebelumnya, hanya saja dalam keadaan tependam. Dalam hal ini sugesti itu diterimanya tanpa mempergunakan pertimbangannya lebih lanjut.

3.       Faktor identifikasi
Faktor yang memegang peranan penting dalam interaksi sosial ialah identifikasi.
Identifikasi ialah kecendrungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain. Kecendrungan untuk menjadi sama dengan orang lain itu, tidaklah secara lahiriah saja, tetapi juga kecendrungan secara batiniah.

Ciri ciri identifikiasi

Pada proses identifikasi terdapat tiga ciri, sebagai berikut:

·         Identifikasi berlangsung secara tidak sadar, jadi dengan sendirinya
·         Identifikasi berlangsung secara irrasional, artinya tidak berdasarkan fikiran
·         Identifikasi berguna untuk melengkapi norma-norma, cita cita dan pedoman tingkah laku individu yang menadakan identifikasi itu.

4.       Simpati

Dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Seorang tiba tiba tertarik kepada orang lain seakan akan dengan sendirinya. Tertarik itu tidak karena salah satu ciri tertentu, melainkan karena keseluruhan cara cara bertingkah laku orang tersebut

Jadi simpati timbulnya adalah merupakan proses yang sadar bagi diri manusia yang merasa tertarik kepada orang lain.  Peranan simpati nyata dalam hubungan persahabatan  antara dua orang atau lebih. Hubungan cinta kasih biasanya didahului oleh perasaan simpati. Pada simpati dorongan utama adalah ingiin mengerti dan bekerja sama dengan orang lain. Sedang pada identifikasi dorongan utama ialah ingin mengikuti jejak, ingin mencontoh dan belajar dari orang lain yang dianggap ideal.
Demikian garis garis besar peranan faktor  simpati dalam interaksi sosial  leih dalam akibatnya daripada interaksi sosial yang didasarkan pada proses imitasi dan sugesti.

Sosialisasi

Sosialisasi ialah suatu proses yang memberikan pengalaman pengalaman serta pengertian – pengertian kepada individu individu yang tumbuh dan berkembang dalam pergaulan hidup bersama. Individu itu harus mengetahui sikap-sikap, pengertian, gagasan-gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui dan ditaati oleh masyarakat. Dengan demikian ia akan mengetahui cara memainkan peranan-peranan yang menjadi dasar tingkah lakunya, sesuai dengan kedudukannya dalam pelbagi golongan kemasyarakatan.

Untuk pembahasan tentang sosialisasi akan lebih baik nantinya dibuat pembahasan secara terpisah agar lebih dimengerti

Postingan populer dari blog ini

Metode Penelitian Pengertian dan Jenis jenis Penelitian | pdf

Perbedaan Antara Pemikiran dan Penalaran

Cara memanjangkan dan memutihkan kuku agar terlihat cantik